Bandar
Lampung. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memastikan proyek Jalan
Tol Trans Sumatera (JTTS) akan memberikan banyak manfaat. Pertumbuhan
ekonomi akan semakin kencang, karena Pemprov sudah menyiapkan beragam
rencana strategis pengembangan kawasan industri di sekitar jalan tol.
Asisten Bidang Ekbang Provinsi Lampung Adeham, Pemprov Lampung akan mengembangkan kawasan industri dengan memanfaatkan akses JTTS. Sejauh ini industri di Lampung tersebar di berbagai wilayah. Nah, agar pengembangan industri berjalan lebih kencang, Pemprov akan membentuk kawasan industri terpadu.
Jika dirunut, dari sekitar JTTS 0 KM atau dekat Pelabuhan Bakauheni akan dikembangkan Kawasan Industri Way Pisang. Kawasan industri ini berada di Kabupaten Lampung Selatan. Mereka akan menggunakan lahan seluas 3.000 hektar.
Kini, Pemprov Lampung sedang membuat masterplan dan detail kawasan. Rencananya, Kawasan Industri Way Pisang ini untuk mendukung pengembangan industri manufaktur dan industri berat lainnya.
"Kawasan industri ini sudah dilirik banyak investor, mereka pengusaha tekstil, lalu ada juga dok kapal," terang Adeham tanpa merinci.
Bergeser ke atas sedikit, Pemprov Lampung akan mengembangkan Kawasan Wisata Terkelola Teluk Nipah. Ini akan menjadi kawasan industri pariwisata.
Pemprov Lampung akan bekerjasama dengan perusahaan pariwisata pelat merah, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk Pembangunan Kawasan Wisata Terkelola Teluk Nipah seluas 300 hektar.
Naik lagi agak jauh, akan dikembangkan Lampung Industrial Technopark. Ini merupakan kawasan industri berbasis pertanian di Sulusuban, Kabupaten Lampung Tengah, dengan luas sekitar 1.000 ha.
Kini, lahan di Sulusuban itu dalam pengelolaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Di lahan itu, Pemprov Lampung ingin mengembangkan sentra produksi dan pengolahan pangan.
Bergeser ke atas lagi, di Kabupaten Mesuji akan dikembangkan kawasan industri yang terintegrasi dengan pembangkit listrik batubara dan pelabuhan.
"Semua (kawasan industri) ini akan dekat dengan jalan tol, makanya kami juga sangat serius membantu proyek JTTS agar berjalan lancar demi pengembangan kawasan industri," terang Adeham.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investor lokal maupun asing memang semakin mengincar Lampung sebagai tujuan ekspansi usaha. Soalnya, keberadaan infrastruktur seperti jalan tol, akan berdampak positif bagi perkembangan bisnis.
Terbukti, komitmen investasi di Lampung meningkat beberapa waktu ini. Pada kuartal I-2016, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Provinsi Lampung mencapai Rp 445,28 miliar, ini meningkat pesat dibandingkan kuartal I-2015 yang hanya Rp 132,9 miliar.
Namun untuk penanaman modal asing (PMA) terjadi penurunan dari US$ 114,4 juta di kuartal I-2015 menjadi US$ 13,73 juta di kuartal I-2016.
"Infrastruktur adalah kunci utama bagi investor, makanya tak hanya di Lampung, di Sumatera lain juga jadi incaran investor karena adanya proyek jalan tol," ujar Ariesta Riendrias Puspasari, Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan BKPM.
Asisten Bidang Ekbang Provinsi Lampung Adeham, Pemprov Lampung akan mengembangkan kawasan industri dengan memanfaatkan akses JTTS. Sejauh ini industri di Lampung tersebar di berbagai wilayah. Nah, agar pengembangan industri berjalan lebih kencang, Pemprov akan membentuk kawasan industri terpadu.
Jika dirunut, dari sekitar JTTS 0 KM atau dekat Pelabuhan Bakauheni akan dikembangkan Kawasan Industri Way Pisang. Kawasan industri ini berada di Kabupaten Lampung Selatan. Mereka akan menggunakan lahan seluas 3.000 hektar.
Kini, Pemprov Lampung sedang membuat masterplan dan detail kawasan. Rencananya, Kawasan Industri Way Pisang ini untuk mendukung pengembangan industri manufaktur dan industri berat lainnya.
"Kawasan industri ini sudah dilirik banyak investor, mereka pengusaha tekstil, lalu ada juga dok kapal," terang Adeham tanpa merinci.
Bergeser ke atas sedikit, Pemprov Lampung akan mengembangkan Kawasan Wisata Terkelola Teluk Nipah. Ini akan menjadi kawasan industri pariwisata.
Pemprov Lampung akan bekerjasama dengan perusahaan pariwisata pelat merah, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk Pembangunan Kawasan Wisata Terkelola Teluk Nipah seluas 300 hektar.
Naik lagi agak jauh, akan dikembangkan Lampung Industrial Technopark. Ini merupakan kawasan industri berbasis pertanian di Sulusuban, Kabupaten Lampung Tengah, dengan luas sekitar 1.000 ha.
Kini, lahan di Sulusuban itu dalam pengelolaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Di lahan itu, Pemprov Lampung ingin mengembangkan sentra produksi dan pengolahan pangan.
Bergeser ke atas lagi, di Kabupaten Mesuji akan dikembangkan kawasan industri yang terintegrasi dengan pembangkit listrik batubara dan pelabuhan.
"Semua (kawasan industri) ini akan dekat dengan jalan tol, makanya kami juga sangat serius membantu proyek JTTS agar berjalan lancar demi pengembangan kawasan industri," terang Adeham.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investor lokal maupun asing memang semakin mengincar Lampung sebagai tujuan ekspansi usaha. Soalnya, keberadaan infrastruktur seperti jalan tol, akan berdampak positif bagi perkembangan bisnis.
Terbukti, komitmen investasi di Lampung meningkat beberapa waktu ini. Pada kuartal I-2016, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Provinsi Lampung mencapai Rp 445,28 miliar, ini meningkat pesat dibandingkan kuartal I-2015 yang hanya Rp 132,9 miliar.
Namun untuk penanaman modal asing (PMA) terjadi penurunan dari US$ 114,4 juta di kuartal I-2015 menjadi US$ 13,73 juta di kuartal I-2016.
"Infrastruktur adalah kunci utama bagi investor, makanya tak hanya di Lampung, di Sumatera lain juga jadi incaran investor karena adanya proyek jalan tol," ujar Ariesta Riendrias Puspasari, Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan BKPM.
EmoticonEmoticon