Sungai Musi
Sungai Musi yang terletak di provinsi Sumatera Selatan.
Sungai ini memiliki panjang 750 kilometer dan kedalaman sekitar 6 meter. Sungai
Musi selalu identik dengan Jembatan Ampera. Jembatan ini dibangun pada tahun
1962 dan diresmikan oleh Letjen Ahmad Yani pada tahun 1965.
Museum Balaputra Dewa
Museum ini dibangun pada tahun 1977 dengan arsitektur
tradisional Palembang di atas area seluas 23 565 meter persegi dan diresmikan
pada tanggal 5 November 1984. Awalnya museum bernama Negara Provinsi Sumatera
Selatan, maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
1223/1990 tanggal 4 April 1990 museum bernama Museum Negeri Provinsi Sumatera
Selatan Bala Putra Dewa. Nama Bala Putra Dewa berasal dari nama seorang raja
yang memerintah Sriwijaya abad VIII-IX yang mencapai kerajaan Maritime. Di
museum ini terdapat koleksi yang menggambarkan nuansa alami berbagai budaya dan
Sumatera Selatan. Museum yang terdiri dari berbagai objek histografi felologi
etnografi, keramik, teknologi modern, seni rupa, flora dan fauna, dan geologi.
Selain itu ada rumah Limas dan rumah asli Ulu, kita dapat melihat dengan
menggunakan angkutan umum rute km 12.
Museum Balaputra Dewa |
Mesjid Lawang Kidul
Masjid Lawang Kidul merupakan salah satu masjid tua di
Palembang, masjid ini terletak di tepi Sungai Musi di semacam tanjung dibentuk
oleh perjumpaan dengan Lawangkidul muara Sungai, di Desa Lawangkidul, Kecamatan
II East Ilir. Rumah ibadah dibangun dan diberikan karismatik ulama Palembang,
Ki. Mgs. H. Abdul Hamid bin Mgs. H. Mahmud alias K. Anang di 1310 H (1890 M).
Ulama itu lebih dikenal sebagai Kiai Merogan. Sebut saja mengacu pada tempat
tinggal dan kegiatan yang banyak di muara Ogan Sungai (anak sungai Musi) di
Seberang Ulu.
Mesjid Lawang Kidul |
Lihat juga Situs dan tempat Menarik di Aceh
Lihat juga Situs dan tempat Menarik di Sumatera Utara
Lihat juga Situs dan tempat Menarik di Riau
Lihat juga Situs dan tempat Menarik di Bengkulu
Mesjid Raya Palembang
Masjid Agung Palembang yang terletak di pusat kota juga
merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini didirikan
oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Wikramo Jaya
mulai tahun 1738 sampai 1748. Pertama kali ukuran bangunan masjid ini awalnya
dibangun seluas 1.080 meter persegi dengan kapasitas 1.200 jamaah. Ekspansi
pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid
Ahmad bin Syech Sahab dilakukan pada tahun 1897 di bawah kepemimpinan Pangeran
Nataagama Karta Mangala Raden Kamaluddin Ibn Mustafa. Perluasan kedua pada
tahun 1930. Dilaksanakan lagi pada tahun 1952 oleh perluasan Masjid Yayasan di
1966-1969 untuk membangun tambahan lantai dua masjid yang luas sampai sekarang
5520 meter persegi dengan kapasitas 7.750.
Mesjid Raya Palembang |
Candi Bumi Ayu
Candi ini merupakan satu-satunya candi yang kompleks di
Sumatera Selatan, sampai sekarang tidak kurang dari 9 buah candi telah
ditemukan, dan 4 dari mereka telah dipulihkan, Candi 1, Candi 2, 3 Temple dan
Candi 8. upaya konservasi ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang,
didukung oleh dana APBN. Namun demikian, peran pemerintah cukup besar Muara
Enim Kabupaten, antara lain Konstruksi, Pengadaan Tanah dan Field Museum
Pembangunan gedung. percandian Brits mencakup lahan seluas 75,56 hektar, dengan
batas terluar dari 7 (tujuh) parit yang paling sungai sudah mengalami
pendangkalan. Objek Wisata Bumi Ayu Candi terletak di Desa Tanah Abang
Kecamatan Brits jarak antara Muara Enim Kota sekitar 85 Km ditempuh dengan
kendaraan darat. Bumi Ayu Temple pada saat ini masih dalam proses penilaian dan
restorasi, sehingga tidak banyak informasi yang diketahui, sedangkan informasi
tertulis dari Candi tersebut masih dalam proses dipahami oleh Archeological
Provinsi Tim Assessment Sumatera Selatan.
Candi bumi Ayu |
Benteng Kuto Besak
Bangunan ini dibangun selama 17 tahun mulai tahun 1780 dan
secara resmi selesai pada hari Senin, 21 Februari 1797. Kuto Besak adalah
membangun istana di abad kedelapan belas menjadi pusat Kesultanan Palembang.
Ide mendirikan Kuto Besar diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin yang
memerintah di 1724-1758 dan pelaksanaan konstruksi diselesaikan oleh
penggantinya, Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah di 1776-1803. Sultan
Mahmud Bahauddin adalah sosok Palembang Darussalam Kesultanan realistis dan
praktis dalam perdagangan internasional serta agamawan yang membuat Palembang
sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan ia
pindah dari istana ke Kuto Besak Kuto Lamo. panggilan Belanda Kuto Besak
sebagai Nieuwe istana alias istana baru.
Benteng Kuto Besak |
EmoticonEmoticon